Katuken, Sunrise yang terlambat, dan Bromo.

07.47

Mungkin hanya akan ada foto kampret sebiji dibawah dalam postingan kali ini.


Berangkat dari ucapan saya nggak pernah ke bromo sama sekali, dan disupport oleh manusia yang domisili asalnya nggak jauh-jauh dari bromo.
Sabtu malam ditengah hiruk pikuk malam mingguan, saya yang memang lagi malam mingguan normal dengan dress code yang masih 'normal', curhat...putri belum pernah sama sekali main ke bromo. Dan ditanggapi dengan melajunya motor ke arah malang.
Iya naik motor, tepat dipergantian hari yang sayangnya malah kami ini yang nggak ganti baju. Gak bawa kamera. Gak bawa ka-me-ra.
Goblok se goblok gobloknya goblok yang goblok.
Untuk jalur yang kami tempuh pokoknya lewat pasuruan dengan estimasi waktunya saya nggak bisa pastikan, karena perjalanan kali ini adalah perjalanan terwoles dalam sejarah pergunungan saya.
Mendarat di perbatasan pasuruan probolinggo...dengan masih linglung, antara naik nggak ya. Kita ini cuma berdua ditengah rumor banyaknya begal di daerah ini khususnya dimalam hari dan lagi-lagi disupport plat motor luar kota.
Tapi akhirnya dengan kekuatan bulan, kami sampai di loket masuk kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dengan selamat.
Momen sunrisenya aja yang nggak selamat, saya menikmati sunrise diatas jalan yang berkelok-kelok, time management yaaaaaaang ahsudahlah.
Udah beli tiket yang rumornya tiap tahun makin meroket harganya, dan kita mandek cukup sampai penanjakan. Katuken kalau kata orang jawa.
Saya yang cuma pakai celana panjang, kaos tanpa lengan yang untungnya masih dibalut cardigan. Dan partner saya yang malah pakai celana pendek dan kemeja lengan panjang.
Mana kameranya gak ada.
Kami butiran pasir erupsi.

You Might Also Like

0 komentar